cursors

Tinkerbell Pink Glitter Wings /* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-9/too914.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-9/too914.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

gambar welcome


cerita selama liburan US ^__^

gambar selamat datang


gambar selamat datang


WELCOME

Jumat, 30 Maret 2012

Bedanya Pedagang dan Pebisnis

Siapa sangka bahwa teori ekonomi dan prinsip ekonomi yang kita pelajari di sekolah ternyata tidak mampu membuat kita bisa membedakan makna antara : “DAGANG” dan “BISNIS”. Padahal, pengertian mengenai makna kedua kata itu harusnya menjadi ILMU DASAR yang harus dikuasai setiap orang untuk mengentaskannya dari kemiskinan.
Kita sering keliru memahami bahwa bisnis itu ya..dagang, atau dagang merupakan bagian dari bisnis. Padahal keduanya sangatlah berbeda. kita hanya diajarkan dan memahami bahwa berDAGANG dan berBISNIS itu adalah melakukan usaha untuk mendatangkan keuntungan. Ketidakpahaman makna sebenarnya dari dagang dan bisnis ini membuat kita yang memiliki tujuan mulia untuk berbisnis, justru terjerumus menjadi BERGADANG eh, berdagang. Kita tidak pernah menyadari hal ini sampai merasakan bahwa hasil yang kita peroleh dari berjualan selama bertahun-tahun tidak pernah meningkat. Mimpi jadi konglomeratpun terpeleset jadi tetap melarat.
Mari kita perhatikan perbedaan dasarnya:

BERDAGANG: titik beratnya kepada hasil/keuntungan instan dan langsung dapat dirasakan.
BERBISNIS: lebih menitikberatkan pada hasil jangka panjang yang lebih besar.
Berbeda sekali, kan?
Jika berdagang sifatnya adalah ambil untung, instan/segera, dan temporal sekali, maka berbisnis itu sifatnya jangka panjang sehingga membutuhkan visi yang jauh ke depan. Setiap orang mampu berdagang, namun hanya sedikit yang punya visi besar menjadi pebisnis. Inilah sebabnya mengapa para pengusaha kaya itu yang hanya sedikit saja jumlahnya, tapi mampu menguasai 80% perputaran uang dan pengusaha kecil yang jumlahnya jutaan orang itu hanya memperebutkan 20% sisanya.
Pengusaha kecil, serigkali telah menganggap diri mereka telah melakukan bisnis, padahal sejatinya meraka barulah jadi pedagang saja. Pemahaman keliru seperti ini telah memacu kita untuk melakukan kekeliruan-kekeliruan lanjutan, yang sungguh menyesatkan dan mengurung diri kita menjadi orang yang “ITU-ITU SAJA”.

- Ingin mendapatkan hasil besar dalam waktu singkat

Banyak orang yang ingin berbisnis berpikir bahwa menjadi seorang pewirausaha dapat menyelesaikan permasalahan keuangannya dalam waktu singkat. Pikiran seperti ini akan sangat mempengaruhi tindakan kita dalam berbisnis. Sehingga, demi memenuhi target mendapatkan hasil besar dalam waktu singkat, segala cara dihalalkan. Misalnya, produk yang masih “lemah” kualitas dan brand nya dipaksakan masuk pasar tanpa nilai tambah apapun. Akibatnya bisa ditebak, produk tidak laku, atau banjir komplain dari pelanggan.
Strategi marketing juga kadang dilakukan serampangan dengan jor-joran penetrasi pasar kemana-mana tanpa dukungan kapasitas manajemen. Bukan untung besar yang didapat, tapi badai besar akan dituai. Maka, jangan berpikir akan mengambil untung besar dalam waktu singkat. Lakukan segala prosesnya, nikmati, perbaiki sistemnya sembari berjalan. Jangan tergesa-gesa. Ingat kata kuncinya: “SEGERA BERTINDAK” itu berbeda dengan “TERGESA-GESA”.

- Persiapan mental investasi yang salah, yaitu berinvestasi Jangka Pendek

Mental seorang pedagang -yang bepikiran jangka pendek- tidak akan mampu menghadapi tekanan dalam dunia bisnis yang sesungguhnya. Pedagang menginvestasikan uangnya untuk jangka pendek, sehingga perputaran uangnya cepat, bahkan sangat cepat. Padahal seorang pebisnis berinvestasi untuk jangka panjang, sehingga perputaran uangnya terlihat lambat. Jika salah mengantisipasi keadaan, salah memutuskan reaksi terhadap usaha kita, dalam waktu satu dua tahun kita akan bangkrut karena modal belum lagi kembali, sedangkan operasional dikeluarkan tiap bulan. Hal ini sering dialami oleh wirausahawan pemula yang mengandalkan permodalan usahanya dari hutang jangka pendek seperti KTA atau kartu kredit.
Menjadi pebisnis, mesti siap mental untuk melakukan investasi dalam jangka panjang dan memperhitungkan segala kemungkinan yang bisa terjadi setiap hari, setiap minggu, selama periode pengembalian modal (BEP) belum tercapai.

- Pedagang bekerja sendirian

Pedagang biasa bekerja sendirian. Jikapun mempunyai karyawan, biasanya hanya karyawan yang dia persiapkan untuk membantu pekerjaannya saja, bukan sebagai pengembang usahanya. Mestinya, seorang pebisnis tidak dapat bekerja sendirian karena permasalahan yang dihadapi sangat kompleks. Pebisnis harus segera membuat dan membentuk organisasi, dan dia adalah pemimpin organisasi itu. Ironis, banyak pelaku usaha yang bisnisnya mulai berkembang, namun tetap saja bekerja sendiri. Sistem manajeman yang diterapkan adalah sistem sentralisasi, diamana semua simpul manajemen mengarah hanya pada dirinya sendiri. Pebisnis yang sejati harus menerapkan sistem manajemen yang desentralisasi.
Menerapkan sentralisasi manajemen seperti ini akan berakibat fatal. Begitu si pengusaha sakit, atau salah mengambilkeputusan, maka bisnisnya pun ikut sakit dan salah.
Maka, segera “DELEGASIKAN” bisnis anda….SEGERA! percayakan pada orang lain untuk mengembangkannya..delegasikan…delegasikan….delegasikan…

Simpulan:

Lihatlah, betapa fatalnya akibat dari keliru menterjemahkan “BERDAGANG” dan “BERBISNIS”. Taruhannya sangat besar, masa kini dan masa depan kita, bos!!!
Gambaran ini, setidaknya dapat membantu kita mulai memikirkan secara jelas konsep-konsep manajemen yang kita anut dalam usaha kita. Sehingga kita mampu membangun setahap-demi setahap kerajaan bisnis kita.
….fokus pada harta (keuntungan sesaat), membuat kamu lelah, tapi fokuslah pada manfaat dan membangun relasi, ini sangat jangka panjang…dan begitulah seharusnya seorang pebisnis…..
Dalam memulai bisnis, yang terpenting adalah keberanian dan kecepatan

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More